Bernard Arnault Bapak Fashion Dunia

Bernard Jean Étienne Arnault (bahasa Prancis: [bɛʁnaʁ ʒɑ̃ etjɛn aʁno]; lahir pada tanggal 5 Maret 1949) adalah seorang pebisnis dan kolektor seni asal Prancis. Ia merupakan chairman dan CEO dari LVMH Moët Hennessy – Louis Vuitton SE, LVMH, produsen barang mewah terbesar di dunia. Pada bulan April 2018, ia menjadi orang terkaya di industri mode, mengalahkan pemilik Zara, Amancio Ortega. Arnault juga pernah menjadi orang terkaya di dunia, tepatnya pada bulan Desember 2019, mengalahkan Jeff Bezos. Ia juga menjadi orang terkaya di dunia pada bulan Januari 2020

Awal mula

Bernard  Arnault lahir pada tanggal 5 Maret 1949, di Roubaix, Perancis. Ayahnya, Jean Léon Arnault, merupakan lulusan École Centrale Paris. Sementara ibunya, Marie-Josèphe Savinel, yang sangat “kagum dengan Dior”, merupakan anak dari Étienne Savinel, yang kemudian dipercaya oleh suaminya untuk mengelola Ferret-Savinelli mulai tahun 1950, dan lalu dipercaya untuk memiliki perusahaan tersebut. Ferret-Savinelli kemudian menjadi Farel, dan kemudian George V Group, sebelum menjual aset lahan yasannya ke Compagnie Générale des Eaux (CGE), dan bisnis lahan yasan tersebut kini menjadi Nexity.

Arnault bersekolah di Lycée Maxence Van Der Meersch de Roubaix, dan Lycée Faidherbe de Lille. Pada tahun 1971, ia lulus dari École Polytechnique, dan mulai bekerja di perusahaan milik ayahnya

Karier

Ia memulai karirnya pada tahun 1971, dengan bekerja di perusahaan milik ayahnya, Ferret-Savinel, di mana ayahnya juga menjadi presiden perusahaan tersebut mulai tahun 1978 hingga 1984

 

Christian Dior

Christian Dior SE (bahasa Prancis: [kʁistjɑ̃ djɔʁ]), biasa dikenal sebagai Dior, adalah sebuah produsen barang mewah asal Prancis yang dikendalikan dan dipimpin oleh pebisnis asal Prancis, Bernard Arnault, yang juga memimpin LVMH, produsen barang mewah terbesar di dunia. Dior sendiri memegang 42,36% saham dan 59,01% hak suara LVMH. Sidney Toledano telah menjadi CEO Dior sejak tahun 1997.

Perusahaan ini didirikan pada tahun 1946 oleh Christian Dior. Dior saat ini merancang dan menjual produk berbahan kulit, aksesoris mode, alas kaki, perhiasan, jam, parfum, kosmetik, dan produk perawatan kulit, serta juga mempertahankan tradisinya sebagai pencipta haute-couture melalui divisi Christian Dior Couture. Merek Christian Dior terutama digunakan untuk produk yang ditujukan pada wanita, sedangkan produk yang ditujukan untuk pria menggunakan merek Dior Homme, sementara merek baby Dior digunakan untuk produk yang ditujukan pada anak-anak. Produk Dior dijual melalui gerai ritelnya di seluruh dunia, serta melalui toko daring

Sejarah

Pendirian

Dior didirikan pada tanggal 16 Desember 1946 di 30 Avenue Montaigne di Paris. Namun, Dior merayakan tahun “1947” sebagai tahun pembukaannya. Dior didukung secara finansial oleh pebisnis Marcel Boussac. Boussac awalnya mengajak Dior untuk merancang di Philippe et Gaston, tetapi Dior menolak, karena ia ingin memulai mereknya sendiri, bukan menghidupkan kembali merek lama. Sebuah rumah couture baru pun menjadi bagian dari “sebuah bisnis tekstil yang terintegrasi secara vertikal” yang telah dioperasikan oleh Boussac.Modalnya saat itu sebesar FFr 6 juta dan mempekerjakan 80 orang. Perusahaan ini pun menjadi sesuatu yang baru bagi Boussac, karena “sebagian besar saham Dior dipegang oleh Boussac Saint-Freres S.A”. Walaupun begitu, Dior mendapat banyak kesempatan untuk berperan aktif di dalam perusahaan ini, antara lain dapat memimpin perusahaan ini, mendapat jatah saham non-pengendali, serta mendapat sepertiga dari laba perusahaan sebelum dikenai pajak. Padahal Boussac terkenal sebagai seseorang yang suka mengatur. Kreatifitas Dior pun membuatnya mendapat gaji yang bagus

“New Look”

Pada tanggal 12 Februari 1947, Christian Dior meluncurkan koleksi model pertamanya untuk musim semi dan musim panas tahun 1947. Penampilan “90 model dari koleksi pertamanya dengan enam manekin” digelar di salon di kantor pusat Dior di 30 Avenue Montaigne. Awalnya, dua jajaran produk diberi nama “Corolle” dan “Huit”. Namun, koleksi baru ini dicatat dalam sejarah sebagai “New Look” setelah kepala editor Harper’s Bazaar, Carmel Snow menyatakan, “It’s such a new look!” New Look merupakan era revolusioner untuk pakaian wanita pada akhir dekade 1940-an. Saat koleksi ini ditampilkan, kepala editor tersebut juga menyatakan “It’s quite a revolution, dear Christian!” Koleksi pertama Christian Dior ini disebut telah menghidupkan kembali industri mode Perancis. Selain itu, New Look membawa kembali semangat haute couture di Prancis, karena dianggap mewah dan cocok dipakai oleh anak muda.“We were witness to a revolution in fashion and to a revolution in showing fashion as well.” Siluetnya dicirikan dengan atasan yang menempel dengan pinggang, serta bawahan berupa rok yang memanjang hingga di bawah lutut, sehingga sangat menonjolkan payudara dan pinggul, seperti yang terlihat pada pakaian ‘Bar’ dari koleksi pertama. Koleksi ini secara umum menampilkan rancangan stereotip feminin, berbeda dengan mode yang populer pada saat itu, yakni rok panjang, pinggang ketat, dan bahu yang lembut. Dior mempertahankan sejumlah aspek maskulin selama mereka populer pada awal dekade 1940-an, tetapi ia juga ingin memasukkan lebih banyak gaya feminin.

New Look menjadi sangat populer, dan siluet rok panjangnya mempengaruhi perancang mode lainnya hingga dekade 1950-an. Dior pun mendapat sejumlah klien terkenal dari Hollywood, Amerika Serikat, dan Eropa. Sebagai hasilnya, Paris yang telah jatuh dari posisinya sebagai ibukota mode pasca Perang Dunia II, berhasil meraih kembali posisi tersebut. New Look diterima di Eropa Barat sebagai obat dari penghematan yang telah dilakukan selama masa perang dan defeminisasi seragam, sehingga dipakai oleh sejumlah wanita penuh gaya, seperti Putri Margaret asal Britania Raya. Menurut Harold Koda, Dior menyebut bahwa Charles James lah yang menginspirasi pembuatan New Look. Rancangan Dior pada “New Look” tidak hanya mempengaruhi perancang pada dekade 1950-an, tetapi juga mempengaruhi sejumlah perancang baru pada dekade 2000-an, seperti Thom Browne, Miuccia Prada, dan Vivienne Westwood. Gaun malam Dior yang dirancang pada saat itu pun masih dijadikan patokan oleh sejumlah perancang, dan pernah ditampilkan dalam peragaan busana bertema pernikahan dengan sejumlah lapisan bahan ditumpuk di bawah bagian pinggang yang ketat (Jojo, 2011). Contohnya antara lain pakaian siap pakai musim gugur/musim dingin tahun 2011 karya Vivienne Westwood dan pakaian siap pakai musim gugur/musim dingin tahun 2011 rancangan Alexander McQueen (Jojo, 2011)

Walaupun begitu, tidak semua orang suka dengan New Look. Sejumlah orang menganggap jumlah bahan yang digunakan terlalu banyak, terutama setelah adanya rasionalisasi pakaian selama beberapa tahun.] Feminis pun merasa tidak nyaman, karena merasa rancangan berkorset ini terlalu membatasi dan regresif, sehingga mengurangi kebebasan wanita. Ada sejumlah grup protes yang tidak setuju dengan rancangan ini, antara lain League of Broke Husbands, yang beranggotakan hingga 30.000 pria yang tidak suka dengan biaya yang timbul akibat penggunaan bahan yang berlebihan. Perancang Coco Chanel pun menyatakan, “Hanya pria yang tidak pernah berhubungan dekat dengan wanita yang merancang sesuatu yang tidak nyaman seperti itu.” Walaupun mendapat protes, New Look tetap sangat berpengaruh dan mempengaruhi sejumlah perancang hingga abad ke-21. Untuk merayakan hari jadi New Look ke-60 pada tahun 2007, John Galliano mengambil inspirasi dari New Look untuk koleksi musim semi dan musim panas yang dirancang untuk Dior. Galliano menggunakan model pinggang tawon dan bahu bulat, dengan modernisasi dan diperbarui sesuai konsep origami serta pengaruh dari Jepang lainnya. Pada tahun 2012, Raf Simons mengambil inspirasi dari New Look untuk koleksi haute couture pertamanya yang dirancang untuk Dior, dengan gaya minimalis namun tetap terlihat sensual dan seksi. Rancangan Simons untuk Dior tetap mempertahankan bahan dan siluet mewah, tetapi memperkuat kesan penghormatan pada tubuh wanita dan kebebasan berekspresi.

LVMH

 

LVMH Moët Hennessy Louis Vuitton (pengucapan bahasa Perancis: [moɛt‿ɛnɛsi lwi vɥitɔ̃]), atau biasa disebut LVMH, adalah sebuah perusahaan multinasional dan konglomerat yang fokus pada barang mewah dan berkantor pusat di Paris, Prancis. Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1987 melalui penggabungan rumah mode Louis Vuitton (didirikan pada tahun 1854) dengan Moët Hennessy, yang dibentuk melalui penggabungan antara produsen sampanye, Moët & Chandon dan produsen kontak, Hennessy.LVMH mengendalikan sekitar 60 anak usaha yang masing-masing mengelola sejumlah merek bergengsi, yang jika ditotal berjumlah 75 merek. Anak usahanya kerap dikelola secara terpisah, di bawah naungan enam cabang, yakni Grup Mode, Anggur dan Minuman Keras, Parfum dan Kosmetik, Jam Tangan dan Perhiasan, Distribusi Selektif, dan Aktivitas Lain. Merek tertua yang dimiliki oleh LVMH adalah produsen anggur Château d’Yquem, yang memulai sejarahnya sejak tahun 1593

 

Sejarah

 

Pada dekade 1990-an, Bernard Arnault memiliki ide untuk membentuk sebuah grup yang berisi merek-merek mewah.

The Dapifer memberitakan bahwa LVMH akan memiliki bisnis haute couture, barang kulit hewan, pakaian siap pakai, dan alas kaki dari Christian Dior.

Pada bulan Januari 2018, LVMH mengumumkan penjualan sebesar 42,6 miliar Euro pada tahun 2017, meningkat sebesar 13% dari tahun sebelumnya, berkat performa kuat dari semua divisi. Pada tahun yang sama, laba bersihnya meningkat sebesar 29%.

Salah satu pendiri LVMH, Alain Chevalier meninggal pada tanggal 1 November 2018 di usia 87 tahun. Integrasi yang sukses dilakukan oleh Arnault terhadap berbagai merek aspirasional terkenal ke dalam satu grup pun menginspirasi produsen barang mewah lain untuk melakukan hal yang sama. Seperti Kering asal Prancis dan Richemont asal Swiss yang juga mengembangkan portofolio merek mewah. Perusahaan ini merupakan salah satu komponen dari indeks pasar saham Euro Stoxx 50.

Pada bulan November 2019, LVMH berencana mengakuisisi Tiffany & Co. dengan harga sekitar US$16,2 milyar. Akuisisi tersebut diharapkan dapat selesai pada bulan Juni 2020. Hingga tahun 2019, Tiffany mengoperasikan 321 gerai di seluruh dunia, dengan penjualan bersih mencapai US$4,44 miliar. dan pendapatan bersih sebesar $586 juta. Wilayah kerja Tiffany dibagi menjadi Amerika, Asia Pasifik, Jepang, Eropa, dan Uni Emirat Arab.Pada bulan September 2020, LVMH mengisyaratkan bahwa akuisisi terhadap Tiffany & Co. dibatalkan, dan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya “tidak sah”, akibat cara Tiffany menangani bisnisnya selama pandemi COVID-19. Sebagai hasilnya, Tiffany pun menuntut LVMH, dan meminta pengadilan untuk memaksa akuisisi tersebut berlanjut atau menetapkan ganti rugi akibat batalnya akuisisi tersebut. LVMH berencana melawan tuntutan tersebut dengan argumen bahwa mismanajemen Tiffany & Co. menyebabkan perjanjian akuisisi yang telah dibuat sebelumnya menjadi tidak sah.

Pada pertengahan bulan September 2020, sebuah sumber terpercaya memberitahu Forbes bahwa alasan Arnault untuk membatalkan akuisisi terhadap Tiffany adalah murni karena alasan keuangan, yakni bahwa Tiffany tetap membagikan dividen sebesar jutaan dolar kepada para pemegang sahamnya walaupun mereka mencatatkan kerugian sebesar US$32 juta akibat adanya pandemi. Sekitar US$70 juta telah dibagikan oleh Tiffany, dan rencananya US$70 juta lagi akan dibagikan pada bulan November 2020. LVMH kemudian mengajukan balasan terhadap tuntutan yang diajukan oleh Tiffany. LVMH menyalahkan mismanajemen Tiffany selama pandemi dan mengklaim bahwa Tiffany ‘membakar uang dan mencatatkan kerugian’”. Namun pada akhir bulan Oktober 2020, Tiffany dan LVMH akhirnya setuju untuk tetap melanjutkan perjanjian akuisisi awal, walaupun dengan harga yang lebih rendah, yakni hampir $16 milyar, turun 2,6% dari harga sebelumnya. Harga yang harus dibayar oleh LVMH per lembar saham Tiffany pun turun dari $135 menjadi $131,50.

LVMH memiliki kapitalisasi pasar terbesar di Prancis, dan kini di zona Euro, yakni sebesar 203 miliar euro ($220 milyar) pada tanggal 17 Januari 2020, menurut Bloomberg News. Disebutkan pula bahwa “kekayaan pribadi Arnault mencapai hampir separuh dari jumlah tersebut

Struktur perusahaan

LVMH berkantor pusat di 8th arrondissement of Paris, Prancis. Perusahaan ini melantai di bursa saham Euronext Paris dan merupakan salah satu komponen dari indeks CAC 40. Hingga tahun 2010, grup ini mencatatkan pendapatan sebesar €20,3 milyar dengan laba bersih lebih dari €3 milyar. Hingga tanggal 29 Februari 2016, total nilai saham LVMH mencapai 78.126 juta euro, yang dibagi menjadi 506.980.299 lembar saham. Pada tahun 2013, dengan pendapatan sebesar $21,7 milyar, LVMH pun menjadi produsen barang mewah nomor satu di dunia, berdasarkan laporan “Global Powers of Luxury Goods” yang disusun oleh Deloitte. LVMH saat ini mempekerjakan lebih dari 83.000 orang. Sebanyak 30% pegawai LVMH bekerja di Prancis. LVMH mengoperasikan lebih dari 2.400 gerai di seluruh dunia.Rencana bisnis LVMH saat ini adalah mengendalikan mereknya secara ketat untuk menjaga dan meningkatkan persepsi kemewahan dari semua produknya. Contohnya, produk Louis Vuitton hanya dijual melalui butik Louis Vuitton yang ada di kota-kota besar atau di toko barang mewah lain (seperti Harrods di London).

Pemegang saham

Pada akhir tahun 2017, pemegang saham besar LVMH yang diumumkan hanyalah Arnault Family Group, perusahaan induk milik Bernard Arnault. Arnault Family Group memegang 46,84% saham dan 63,13% hak suara di LVMH.

LVMH memegang 66% saham divisi minuman, yakni Moët Hennessy, sementara sisanya dipegang oleh Diageo.

Christian Dior SE merupakan perusahaan induk utama dari LVMH, dengan memegang 40,9% saham dan 59,01% hak suara. Bernard Arnault merupakan Chairman dan CEO dari kedua perusahaan tersebut

1MDB

Mulai tahun 2010 hingga 2013, Arnault merupakan anggota Dewan Penasihat 1MDB.

Investasi lain

Mulai tahun 1998 hingga 2001, Arnault berinvestasi pada sejumlah perusahaan teknologi, seperti Boo.com, Libertysurf, dan Zebank melalui Europa Web. Groupe Arnault juga berinvestasi di Netflix pada tahun 1999.

Pada tahun 2007, Blue Capital mengumumkan bahwa Arnault memiliki 10,69% saham Carrefour bersama Colony Capital.

Pada tahun 2008, ia berekspansi ke bisnis kapal pesiar dan membeli Princess Yachts dengan harga 253 juta euro.Ia lalu mengambil alih Royal van Lent dengan harga serupa.

Pada tahun 1998, bersama Albert Frère, ia membeli Château Cheval Blanc. LVMH lalu membeli saham Château Cheval Blanc yang dipegang oleh Arnault pada tahun 2009  untuk ditambahkan ke merek anggur LVMH yang lain, yakni Château d’Yquem.

Sosial

Keluarga Arnault menyumbangkan €200 juta untuk membantu perbaikan Katedral Notre-Dame pasca terjadinya kebakaran.

Kolektor seni

Koleksi Arnault meliputi karya Picasso, Yves Klein, Henry Moore, dan Andy Warhol. Ia juga berperan aktif dalam menjadikan LVMH sebagai pendukung seni besar di Prancis.

LVMH Young Fashion Designer diciptakan sebagai sebuah kompetisi internasional yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari semua sekolah seni murni. Tiap tahun, pemenang kompetisi tersebut diberi dana untuk mendukung penciptaan merek miliknya sendiri dengan didampingi oleh mentor selama satu tahun.

Mulai tahun 1999 hingga 2003, ia memiliki Phillips de Pury & Company, sebuah rumah lelang seni, serta membeli rumah lelang Tajan.

Pada tahun 2006, Arnault mulai membangun gedung Louis Vuitton Foundation. Gedung tersebut dirancang oleh Frank Gehry. Pembukaan gedung yang berlokasi di Jardin d’Acclimatation, Paris tersebut digelar pada tanggal 20 Oktober 2014

Penghargaan

  • Commandeur de la Légion d’honneur (10 Februari 2007)
  • Grande Officier de la Légion d’honneur (14 Juli 2011)
  • The Woodrow Wilson Award for Global Corporate Citizenship (2011)
  • Honorary Knight Commander of the Most Excellent Order of the British Empire (2012)
  • David Rockefeller Award dari Museum Seni Modern (Maret 2014)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *